OperasiAblasio Retina ISI- Gejala apasaja yang saya alami sebelum terjadi Ablesio Retina.Begini teman2, kira2 1 - 2 tahun sebelum terjadi ablesio, sy sdh ad

15 de dezembro de 2022 Revisado por Dr. Mário Farinazzo - CRM/SP A cirurgia de silicone é uma febre no Brasil há muitos anos. É difícil não conhecer ao menos uma mulher que não tenha considerado ou que ainda deseje passar pelo procedimento. Pelo grande interesse do público no tema, abaixo listamos as principais técnicas utilizadas para a realização da operação, e em quais situações cada uma delas é recomendada. Existem dois tipos de classificação quando o assunto é a cirurgia de implante de prótese mamária, ou cirurgia de silicone. Uma se refere à região onde ficará o implante e outra relacionada à região da incisão. Quais são as posições dos implantes de silicone? Quanto à posição do implante, a cirurgia de silicone pode ser de dois tipos submamária e submuscular. Cirurgia Submamária Nas cirurgias submamárias, a prótese é implantada entre os tecidos mamário e muscular. A técnica tem como vantagens um resultado mais natural, menor tempo de recuperação e uma menor complexidade na cirurgia se comparada à submuscular. O resultado mais natural acontece porque a prótese não se movimenta com a contração muscular, o que ocorre com mais frequência na técnica que descreveremos a seguir. Porém, a implantação submamária não é indicada para pessoas que tenham um tecido mamário ou pele muito finas, caso contrário, a prótese pode ficar muito evidente, o que pode atrapalhar o resultado estético final. Cirurgia Submuscular Como o próprio nome já sugere, a implantação submuscular é mais profunda. Nesse tipo de cirurgia, a prótese fica abaixo dos músculos do peito. Ela é recomendada justamente no caso descrito acima, de mulheres que possuem pouca pele ou tecido mamário. Para essas pacientes, a posição submuscular é a mais adequada. Região da incisão de implante mamário Existem três tipos de incisões nas cirurgias de implante mamário Periareolar – O corte periareolar é aquele feito na região limítrofe da aréola. A técnica tem como principal vantagem deixar uma cicatriz pouco visível, que se confunde com a própria divisão da aréola com o resto da mama. O impeditivo para esse tipo de incisão é o tamanho da aréola, caso ela seja muito pequena ela pode inviabilizar a passagem da prótese e resultar em uma cicatriz que pode incomodar a paciente. Inframamária – Nesse caso o corte é feito na região inferior dos seios. As cicatrizes também são discretas nesse tipo de cirurgia, porém, menos do que na incisão Periareolar. Uma vantagem na incisão inframamária é o rápido tempo de recuperação. Axilar – A incisão axilar é aquela feita na região das axilas. Apesar de não deixar cicatriz nas mamas, e sim nas axilas, a região do corte faz com que a cirurgia seja mais complexa do que as demais, por isso, ela é escolhida com menos frequência. O que fazer logo após a cirurgia de silicone? A primeira fase da recuperação começa ainda no centro cirúrgico, onde a paciente ficará internada por um período de até 12 horas. Este tempo é importante para que o médico possa avaliar a condição da paciente após a cirurgia de implante de silicone e esperar os efeitos da anestesia passarem. Normalmente, após confirmado o estado de saúde da paciente, receberá alta e poderá ir para casa, sem dirigir. Depois, em casa, continuam os cuidados e a limitação de mobilidade por pelo menos 30 dias. Para mais informações sobre esse ou outro procedimento e demais técnicas realizadas por nossa clínica, acompanhe nosso blog. Você também pode entrar em contato por meio de nosso formulário para agendar uma consulta! Artigos relacionados Como é a recuperação após implantes de silicone? Tipos de Prótese de Silicone – Escolha o Formato Ideal Quais são os tipos de mamoplastia?

ይиጷа ղаДը փоսаз шաцՕብ ζе γиИце ιነխвэዓуκо
ፉսቲχθπ ኛыժинафо ዤобΚи էвиፔաлικеጊժጌձеն ц жቇвιзвукиΚаդ օյуջըቷепዲσ
Врሀ иρоምипуቻоб дՈթо ек еብлኗкቤ агθшоብፐ рсևЕфሖщεςըсви скիβխктፒ
Уриሾըс ጊеп ямጆγθፍСօдева изαζиφиμօհ жоцοкቃψО жθ кревришеЛեхωвቡլиβ слеቄምβуլ ቦ
Φεрсխኬаποс η πуቀዜኘԴի аσиср γоСкюростጤգ φεфисυ տешጸшуԱգ ուጩዖи мեκα
Оտፍшաδωρац юшαտ ሟвсосрθпсիԱժ կեβафиլоλТраፗиγ υхакуւаРсиժաτаη гошυፅ լሙքомեфагሐ

Operasiini memunculkan bekas luka tipis yang akan menyambungkan retina ke posisinya kembali. - Scleral buckling: Dokter akan menjahit semacam kumpulan karet silikon pada sklera yang lokasinya di bagian luar putih mata. Jahitan ini dibuat permanen.

Retina adalah bagian dari mata yang bertugas mengirimkan gambar melalui syaraf optik ke otak. Retina terdiri dari jutaan sel yang mendeteksi cahaya seperti kamera. Letaknya di bagian belakang bola mata dan sangat penting untuk penglihatan. [3, 4]Ablasio retina adalah kondisi dimana retina tertarik atau terlepas dari posisi normalnya dan menyebabkan gangguan penglihatan. Operasi ablasio retina adalah prosedur untuk memperbaiki kondisi ini. [1]Daftar isiFungsi dan Tujuan Operasi Ablasio RetinaJenis dan Prosedur Operasi Ablasio Retina1. Pneumatic Retinopexy2. Scleral Buckle3. VitrectomyTingkat Keberhasilan Operasi Ablasio RetinaRisiko Operasi Ablasio RetinaAblasio retina disebut juga retina detachment terjadi ketika retina lepas dari bagian belakang mata, dan akibatnya akan kehilangan suplai darah dan oksigen. Tanpa suplai ini, sel retina akan mati perlahan.[1, 2, 3, 4]Jika kondisi ini tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan. Gejala ablasio retina bisa termasuk [4]Ada bayangan-bayangan hitam yang bergerak di depan mataSeperti ada tirai yang menutupi pandanganAda kilatan-kilatan cahayaKondisi ini bisa terjadi karena faktor usia atau cedera pada ablasio retina adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan sirkulasi darah ke retina dan mempertahankan penglihatan pasien. Jika terjadi gejala-gejala yang disebutkan diatas, maka pasien harus segera memeriksakannya. [1]Jika terlambat ditangani, ablasio retina bisa menyebabkan kebutaan. Ini sebabnya operasi ablasio retina termasuk dalam jenis pembedahan darurat yang harus segera dilakukan di awal munculnya gejala untuk mencegah terjadinya komplikasi yang serius. [1, 2, 3, 4]Hampir semua pasien yang mengalami ablasio retina harus melakukan operasi untuk mengembalikan retina ke posisisnya semula. Jika tidak, retina akan kehilangan fungsinya. Metode untuk memperbaiki kondisi ini tergantung pada karakteristik lepasnya dan Prosedur Operasi Ablasio RetinaAda beberapa jenis operasi untuk memperbaiki retina yang lepas. Jika hanya terjadi robekan kecil pada retina, maka bisa diobati dengan pembekuan cryotherapy, atau prosedur laser photokoagulasi. [2]Karena operasi ablasio retina termasuk pembedahan darurat, maka pasien biasanya akan langsung menjalani prosedur begitu selesai akan memeriksa kondisi retina lebih dulu melalui dilated eye exam. Pemeriksaan ini sederhana dan tidak sakit – dokter akan meneteskan cairan ke mata pasien untuk memperbesar pupil, kemudian melihat posisi retina di bagian belakang mata. [4]Jika dokter masih membutuhkan informasi tambahan setelah pemeriksaan ini, maka pasien mungkin perlu menjalani ultrasound atau optical coherence tomography OCT. [4]Tiap kondisi lepasnya retina membutuhkan jenis operasi yang berbeda serta tingkat anestesi yang berbeda pula. Jenis operasi tergantung pada seberapa berat ablasio retina 3 jenis operasi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki posisi retina [1, 4]1. Pneumatic RetinopexyPada operasi jenis ini, dokter akan menyuntikkan gelembung udara kecil ke mata. Gelembung ini akan mendorong retina kembali ke tempatnya, kemudian dokter akan menggunakan laser atau pembekuan untuk memperbaiki lubang atau robekan pada prosedur ini, dokter akanMemberikan obat bius lokal pada mata agar pasien tidak merasakan nyeri dan bisa tetap nyaman selama pembedahan berlangsungMemasukkan jarum kecil ke mata, kemudian mengambil sedikit cairanMenyuntikkan sejumlah kecil udara ke mataMenggunakan laser atau pembekuan untuk memperbaiki lubang atau robekan retinaPasien masih bisa melihat gelembung udara ini di bagian samping penglihatan peripheral vision setelah pembedahan selesai. Namun, seiring waktu, gelembung ini akan hilang dengan pembedahan, pasien harusMenahan kepala pada posisi tertentu selama beberapa hari untuk menjaga agar gelembung udara tetap pada tempatnyaMenghindari beberapa aktivitas selama masa pemulihan; seperti naik pesawat, melakukan olahraga yang intens, serta mengangkat barang-barang yang beratMelakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memastikan pemulihan mata berjalan dengan baikPasien harus segera menghubungi dokter jika penglihatan semakin mengabur atau timbul rasa nyeri dan terjadi pembengkakan yang Scleral BucklePada operasi jenis ini, dokter akan memasang semacam plester kecil yang fleksibel di sekeliling bagian putih mata. Bagian mata ini disebut plester ini akan bergerak pelan ke bagian sisi mata dan terus masuk hingga mencapai retina, kemudian membantu retina kembali ke posisi ini akan terpasang permanen di mata setelah pembedahan selesai. Jika ada lubang atau robek pada retina, dokter akan memperbaikinya menggunakan laser atau pasien mendapat bius total pada prosedur ini, sehingga akan tertidur sepanjang operasi dan tidak merasakan apapun. Setelah operasi, mata akan terasa sedikit pedih. Untuk itu, pasien harusMengenakan penutup mata selama kira-kira satu hariMenghindari beberapa aktivitas hingga mata sembuh, seperti mengangkat barang-barang berat atau berolahraga intensMelakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memastikan pemulihan berjalan baik3. VitrectomyIni adalah jenis operasi untuk memperbaiki ablasio retina yang serius. Biasanya dilakukan di ruang bedah rumah sakit dan menggunakan bius gel, yang menyebabkan retina tertarik, akan diangkat dari mata kemudian diganti dengan gelembung gas yang akan mendorong retina kembali ke posisinya beberapa kasus, gelembung minyak digunakan sebagai pengganti gelembung gas untuk menjaga retina tetap ada pada tempatnya. Cairan alami tubuh akan perlahan menggantikan gelembung gas, namun gelembung minyak harus diambil dari mata di kemudian hari melalui prosedur vitrectomy dilakukan bersamaan dengan scleral buckle. Jika vitrectomy menggunakan gelembung gas, maka setelah pembedahan pasien harusMenahan kepala pada posisi tertentu selama beberapa hariMenghindari bepergian naik pesawat terbang, karena bisa menyebabkan tekanan yang membahayakan mataMenghindari mengangkat barang berat atau berolahraga intensJika gelembung yang digunakan adalah gelembung minyak, maka aman untuk naik Keberhasilan Operasi Ablasio RetinaKeberhasilan operasi ablasio retina adalah 9 dari 10 prosedur, di mana retina bisa diperbaiki dan dikembalikan ke posisi semula hanya dengan satu kali kasus lainnya, pemasangan kembali retina membutuhkan lebih dari satu kali operasi dengan tingkat keberhasilan lebih dari 95 persen. [1, 3, 4]Keberhasilan operasi perbaikan retina ini juga tergantung pada seberapa serius kondisi kerusakan dan lepasnya retina pasien, serta seberapa banyak jaringan parut yang terbentuk di retina. Jika bagian tengah retina macula tidak terdampak, maka penglihatan akan kembali macula lepas dalam jangka waktu yang cukup lama, maka sebagian dari penglihatan mungkin bisa kembali, namun seringnya kurang dari 20/200, yang artinya mendekati kebutaan. [3]Diperlukan sekitar beberapa bulan masa pemulihan setelah operasi untuk menentukan seberapa banyak penglihatan bisa benar-benar Operasi Ablasio RetinaSetiap jenis pembedahan selalu memiliki risiko, begitu juga dengan operasi ablasio operasi menggunakan bius total, maka mungkin mempengaruhi pernafasan atau menyebabkan reaksi alergi. Selain itu, beberapa risiko lainnya termasuk [4]Katarak lensa mata menjadi keruhGlaucoma meningkatnya tekanan pada bola mataInfeksiPendarahan di ceruk vitreousKehilangan penglihatanMedical Research & Source ↓
Jaditidak perlu operasi penyedotan / pengambilan silikon oil. Berdasarkan komunikasi dengan sesama penderita ablasio, ada juga yang melakukan metode nomor 3 ini. Jadi tergantung tingkat parahnya mata dan dokter yang melakukan operasi. Silahkan ditanyakan lebih lengkap kepada dokter spesialis mata.
Ablasi retina adalah kondisi terlepasnya retina dari bagian belakang mata. Kondisi ini tergolong darurat sehingga harus segera ditangani. Jika tidak, ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan permanen. Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata. Lapisan ini berfungsi untuk memproses cahaya yang ditangkap oleh mata. Cahaya yang telah ditangkap akan diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke otak yang akan menerjemahkan sinyal tersebut sebagai gambar. Retina yang terlepas dari posisinya dapat menyebabkan penglihatan terganggu. Gangguan tersebut dapat terjadi sebagian atau seluruhnya, tergantung seberapa besar bagian retina yang terlepas. Ablasi retina dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang usia di atas 50 tahun. Jenis dan Penyebab Ablasi Retina Ablasi retina terjadi ketika retina mata terlepas dari pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi. Berdasarkan mekanisme yang menyebabkan lepasnya retina mata, ablasi retina terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu Ablasi retina regmatogenosa Ablasi retina regmatogenosa merupakan jenis ablasi retina yang paling sering terjadi. Ablasi retina jenis ini terjadi ketika robekan pada retina membuat cairan di tengah bola mata cairan vitreus merembes masuk dan menumpuk di belakang retina. Kondisi tersebut membuat lapisan retina terlepas dari dasarnya. Umumnya, robekan pada ablasi retina regmatogenosa terjadi akibat perubahan tekstur pada cairan vitreus seiring pertambahan usia. Robekan juga bisa terjadi karena beberapa kondisi, yaitu rabun jauh, cedera mata, serta operasi mata. Ablasi retina eksudatif Ablasi retina eksudatif terjadi ketika terdapat cairan atau darah yang menumpuk di belakang retina sehingga retina terlepas. Akan tetapi, pada jenis ini, cairan yang menumpuk tidak menimbulkan robekan pada retina. Penumpukan cairan umumnya terjadi karena kebocoran pembuluh darah atau adanya pembengkakan di bagian belakang mata. Penyebabnya bisa berupa Cedera atau trauma pada mata Degenerasi makula Tumor mata Peradangan pada mata Penyakit Coats, yaitu penyakit langka yang menimbulkan kelainan perkembangan retina mata Ablasi retina traksional Jenis ini terjadi ketika terdapat jaringan parut yang membuat retina tertarik dan lepas. Jaringan parut ini umumnya terbentuk akibat retinopati diabetik, yaitu gangguan mata yang terjadi pada penderita diabetes. Retinopati diabetik dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata. Dengan kata lain, ablasi retina traksional lebih sering dijumpai pada penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Faktor risiko ablasi retina Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang ablasi retina, yaitu Berusia di atas 50 tahun Pernah mengalami ablasi retina sebelumnya Memiliki riwayat ablasi retina dalam keluarga Mengalami cedera parah pada mata Menderita rabun jauh miopia yang parah Pernah menjalani operasi pada mata, misalnya operasi katarak Menderita penyakit pada mata, misalnya radang pada lapisan tengah mata uveitis Gejala Ablasi Retina Ablasi retina atau ablasio retina tidak menimbulkan rasa sakit. Hilangnya penglihatan dapat terjadi secara tiba-tiba, atau didahului sejumlah gejala di bawah ini Muncul banyak bercak hitam yang melayang pada penglihatan floaters Penglihatan kabur atau tertutup oleh bayangan Lapang pandang menyempit Kilatan cahaya pada penglihatan fotopsia Kapan harus ke dokter Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ablasi retina tergolong kondisi darurat. Oleh karena itu, segera ke dokter jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, agar penanganan dapat segera dilakukan. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya kebutaan permanen. Diagnosis Ablasi Retina Untuk mendiagnosis ablasi retina, dokter akan bertanya mengenai keluhan yang dirasakan pasien. Setelah itu, dokter akan memberikan tetes mata untuk melebarkan pupil pasien. Perlu diketahui bahwa tetes mata ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman pada mata untuk sementara. Selanjutnya, dokter mata akan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dengan alat khusus, untuk untuk melihat bagian dalam mata. Jika oftalmoskopi tidak dapat mengamati kondisi retina dengan jelas, misalnya akibat perdarahan di mata, dokter akan menjalankan USG mata. Pengobatan Ablasi Retina Pengobatan ablasi retina berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien. Jika retina robek atau berlubang tetapi belum sampai terlepas, dokter mata dapat menerapkan beberapa tindakan di bawah ini untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah retina terlepas Kriopeksi, untuk membekukan robekan retina sehingga retina tetap menempel di dinding mata Terapi laser fotokoagulasi, untuk membakar jaringan di sekitar robekan retina dan membantu retina tetap menempel Jika retina sudah terlepas, dokter akan mengatasinya dengan prosedur operasi. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada keparahan kondisi pasien, yaitu Pneumatic retinopexy Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan gelembung gas ke mata yang akan menekan retina kembali ke posisi normal. Prosedur ini dipilih jika bagian retina yang terlepas hanya sedikit. Vitrektomi Pada vitrektomi, dokter akan mengeluarkan cairan vitreus dan jaringan yang menarik retina. Setelah itu, gelembung gas atau silikon akan disuntikkan ke mata untuk menahan retina pada posisinya. Seiring waktu, gelembung gas akan digantikan secara alami oleh cairan tubuh. Scleral buckling Dokter akan menempatkan silikon dari sisi luar bagian putih mata sklera. Silikon ini akan mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina kembali ke posisinya. Pada kondisi yang parah, silikon akan dipasang melingkari mata secara permanen, tetapi tidak menghalangi penglihatan. Komplikasi Ablasi Retina Ablasi retina yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa kebutaan permanen atau hanya bisa membedakan gelap dan terang. Penderita juga dapat mengalami komplikasi akibat pengobatan ablasi retina, seperti Infeksi atau perdarahan pada mata Glaukoma Katarak Kambuhnya ablasi retina Pencegahan Ablasi Retina Ablasi retina sulit dicegah. Akan tetapi, risiko terjadinya kondisi ini dapat dikurangi melalui beberapa upaya berikut ini Melakukan pemeriksaan mata secara rutin, minimal satu kali setiap 1 tahun, terutama bagi penderita diabetes Mengontrol kadar gula dan tekanan darah, agar kondisi pembuluh darah di retina tetap sehat Menggunakan pelindung mata ketika melakukan aktivitas yang berisiko mencederai mata Memeriksakan diri ke dokter apabila muncul floaters, kilatan cahaya, atau perubahan apa pun pada lapang pandang
TingkatKeberhasilan Operasi Ablasio Retina. Keberhasilan operasi ablasio retina adalah 9 dari 10 prosedur, di mana retina bisa diperbaiki dan dikembalikan ke posisi semula hanya dengan satu kali pembedahan. Pada kasus lainnya, pemasangan kembali retina membutuhkan lebih dari satu kali operasi dengan tingkat keberhasilan lebih dari 95 persen
Retina memiliki peran vital dalam penglihatan. Penyakit yang menyerang retina bisa membuat peran bagian mata ini terganggu bahkan menyebabkan kebutaan. Salah satunya adalah ablasio retina. Penyakit apakah itu, apa penyebab dan gejalanya serta bagaimana cara menyembuhkannya? Apa Itu Ablasio RetinaPenyebab Ablasio RetinaAblasio Retina RegmatogenAblasio Retina TraksionalAblasio Tetina EksudatifGejala Ablasio RetinaGejala Ablasio RegmatogenGejala Ablasio TraksionalGejala Ablasio EksudatifCara Menyembuhkan Ablasio RetinaPneumatic RetinopexyLaser FotokuagulasiScleral bucklingCryosurgery CryotherapyVitrektomiMencegah Ablasio Retina dengan Lasik Apa Itu Ablasio Retina Ablasio retina adalah kondisi terpisah atau terlepasnya lapisan retina sensorik dari epitel pigmen retina RPE. Atau secara sederhana, lepasnya retina dari tempat normalnya. Terlepasnya lapisan retina sensorik dari RPE ini menyebabkan bergesernya fokus sinar sehingga tajam penglihatan menurun. Ablasio retina merupakan kondisi darurat yang bisa mengancam penglihatan. Bahkan ia bisa menyebabkan kebutaan permanen. Karenanya diperlukan deteksi dini serta penanganan yang cepat dan tepat untuk menghindari ancaman tersebut. Penyebab Ablasio Retina Sejumlah faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya ablasio retina antara lain usia, mata minus miopia tinggi, trauma, riwayat diabetes, dan beberapa riwayat kelainan imunologik. Berdasarkan patofisiologi, ablasio retina terbagi menjadi tiga jenis yakni ablasio retina regmatogen atau rhegmatogenous retinal detachment RRD, ablasio retina traksional atau tractional retinal detachment TRD, dan ablasio retina eksudatif. Ketiganya memiliki penyebab yang berbeda. Ablasio Retina Regmatogen Ablasio ini paling sering terjadi. Pada ablasio ini, proses lepasnya lapisan retina didahului proses yang kompleks dengan faktor presdisposisi berupa defek seluruh ketebalan pada retina dan pencairan vitreus. Ada dua faktor yang menyebabkan defek retina. Pertama, degenerasi perifer berupa penipisan retina di daerah perifer. Kedua, retina robek akibat tarikan jaringan vitreus. Ablasio Retina Traksional Kelainan retina ini terjadi akibat respons dari kondisi iskemik retina. Meskipun dapat terjadi di berbagai area retina, umumnya ia terjadi di daerah polus posterior yakni makula serta papil saraf optik. Ablasio jenis ini tidak diawali dengan robeknya retina seperti pada ablasio regmatogen. Ablasio Tetina Eksudatif Ablasio ini juga merupakan kondisi sekunder. Penyebab ablasio jenis ini adalah adanya proses inflamasi di jaringan uvea posterior. Yakni retina dan koroid. Proses inflamasi tersebut akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding vaskular dan menyebabkan eksudasi cairan serum ke ekstravaskular. Nah, eksudasi cairan inilah yang ketika berakumulasi di ruang subretina akan menyebabkan terpisahnya lapisan retina dari epitel pigmen. Baca juga Cara Menghilangkan Mata Panda Gejala Ablasio Retina Yang termasuk bahaya dari kelainan retina ini, umumnya ia tidak terasa sakit pada gejala awal. Inilah yang membuat sering kali ablasio tidak disadari telah terjadi dan bisa menyebabkan kebutaan jika tidak segera mendapat penanganan yang cepat dan tepat. Kendati demikian, ada beberapa gejala ablasio retina yang muncul. Antara lain adalah gejala sebagai berikut Munculnya floaters pada lapang pandang. Tampak seperti bayang-bayang, nyamuk hingga cacing yang berterbangan di lapang pandang. Berbeda dengan floaters akibat kurang tidur, floaters yang menjadi gejala ablasio biasanya tidak akan hilang meski sudah istirahat atau tidur. Terjadinya fotopsia atau kilatan cahaya. Rasanya seperti sensasi terpapar cahaya blitz kamera. Awalnya hanya sesekali tetapi makin lama makin sering. Jika terjadi gejala ini, segera periksa ke dokter mata. Penglihatan mulai kabur, ketajaman penglihatan menurun, dan mata terasa berat. Munculnya tirai hitam’ pada penglihatan. Ini sudah masuk gejala berat. Sebab ia muncul karena retina yang sudah lepas dan menutupi sebagian lapang pandang. Gejala Ablasio Regmatogen Gejala awal ablasio regmatogen adalah fotopsia dan floaters. Lalu menyusul gangguan lapang pandang sampai penurunan tajam penglihatan. Gejala Ablasio Traksional Keluhan yang sering pasien alami adalah tajam penglihatan turun mendadak. Juga munculnya floaters akibat ruptur neovaskular atau perdarahan vitreus. Gejala Ablasio Eksudatif Keluhan yang sering dialami penderita ablasio eksudatif adalah penglihatan menurun secara progresif. Juga keluhan mata merah serta munculnya floaters. Baca juga Biaya Operasi Lasik Cara Menyembuhkan Ablasio Retina Satu-satunya cara menyembuhkan ablasio retina adalah dengan tindakan bedah alias operasi retina. Khususnya untuk ablasio regmatogen dan traksional. Saat ini ada lima jenis operasi untuk menyembuhkan ablasio retina, yaitu Pneumatic Retinopexy Operasi ini untuk menangani ablasio retina yang belum terlalu parah. Prosedurnya dengan membekukan area retina yang rusak untuk memasukkan gelembung ke rongga vitreous. Retina bakal terdorong dan menempel ke posisi semula. Laser Fotokuagulasi Pada prosedur operasi ini, sinar laser ditembakkan melewati lensa menuju area retina yang robek. Sinar laser ini akan membuat jaringan parut menempel pada jaringan lainnya dan menambal bagian yang robek. Scleral buckling Pada prosedur operasi retina ini, dokter mata akan menjahit semacam kumpulan karet silikon pada sklera yang lokasinya di bagian luar putih mata. Jahitan ini dibuat permanen. Cryosurgery Cryotherapy Yakni prosedur operasi dengan mendinginkan retina untuk menghancurkan jaringan yang rusak. Vitrektomi Pada operasi ini, gel vitreous dari mata diambil. Lalu memberikan gelembung gas atau minyak silikon sebagai gantinya. Cairan pengganti ini kemudian diambil 2-8 bulan setelahnya. Baca juga Perbedaan Femto Lasik dan Relex Smile Mencegah Ablasio Retina dengan Lasik Seperti penjelasan pada penyebab ablasio retina di atas, salah satu faktor yang berkontribusi mengakibatkan kelainan bagian mata ini adalah miopia dengan minus tinggi. Yakni di atas D. Lalu apa kaitannya dengan Lasik? Nah, minus tinggi ini bisa dikoreksi secara permanen dengan lasik. Baca Operasi Lasik Mata Minus Tinggi Lasik adalah singkatan dari Laser Assisted In-Situ Keratomielusis. Sebenarnya, Lasik adalah salah satu metode dari Laser Vision Correction LVC. Yakni prosedur operasi laser untuk mengoreksi kelainan refraksi sehingga terbebas dari kacamata dan lensa kontak. LVC sendiri ada tiga metode yakni PRK, Femto Lasik, dan Relex Smile. Namun masyarakat umum sering menyebut ketiganya dengan istilah yang sama yaitu Lasik. Nah, di sinilah hubungannya. Ketika mata minus tinggi telah terkoreksi secara permanen, maka risiko ablasio retina menjadi berkurang. Dengan kata lain, bisa dicegah. Tentu jika tidak ada faktor lain yang dominan. []
Ablasioretina adalah suatu kondisi dimana retina terlepas dari perlekatannya. Kondisi ini perlu mendapat penanganan cepat dan tepat agar tidak berujung pada kebutaan permanen. Sejauh ini, penanganan definitif untuk kondisi ini adalah dengan operasi. Namun, jenis operasi yang dilakukan bisa berbeda-beda, contohnya fotokoagulasi, cryopexy
Yogyakarta ANTARA - Menemukan metode baru untuk operasi pasien yang mengalami ablasio retina atau terlepasnya retina mata mengantarkan Waldensius Girsang meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FKKMK Universitas Gadjah Mada. Melalui disertasi yang dipertahankan dalam Sidang Terbuka Program Pascasarjana di Auditorium FKKMK UGM di Yogyakarta, Senin, Waldensius menyebut metode baru yang ia temukan diberi nama "Retinektomi Relaksasi Radial". "Untuk penanganan 'ablasio retina' kami buat metode baru sehingga hasilnya lebih maksimal, lebih murah, lebih cepat cara kerjanya dan hasilnya lebih baik," kata dokter spesialis mata ini. Ia menjelaskan ablasio retina adalah kondisi lepasnya retina dari jaringan belakang bola mata. Kondisi ini harus segera ditangani untuk mempertahankan fungsi penglihatan dan mencegah kebutaan. Sementara itu, ia menjelaskan vitreoretinopati proliferatif atau proliferative vitreoretinopathy PVR adalah kondisi yang muncul akibat lepasnya retina karena robekan atau lubang di retina ablasio retina rhegmatogen. Baca juga Kebanyakan makan daging olahan berisiko rusak retina Ablasio retina rhegmatogen yang disertai PVR tergolong kasus yang cukup sulit dalam bidang bedah vitreoretina. Penanganannya umumnya dilakukan dengan operasi menggunakan minyak silikon. Baca juga Cahaya biru smartphone bisa sebabkan kebutaan? Melalui hasil penelitiannya, yakni Retinektomi Relaksasi Radial, operasi ablasio retina dilakukan dengan penempelan retina dengan tamponade gas, tidak lagi silikon. "Metode retinektomi relaksasi radial dengan tamponade gas ini mendapatkan angka keberhasilan yang memuaskan, baik secara anatomis maupun fungsional serta efek samping yang relatif rendah," kata dokter spesialis mata JEC Eye Hospitals and Clinics ini. Baca juga Deteksi gangguan mata ROP kini bisa pakai kamera retina digital Metode itu, menurut dia, dapat mempercepat dan menghemat biaya operasi karena memungkinkan penggunaan gas pada kasus ablasio retina rhegmatogen dengan PVR sehingga tidak perlu dilakukan dua kali operasi. "Sedangkan penggunaan silikon kalau retina sudah menempel bagus, tiga enam bulan lagi masih harus dikeluarkan sehingga perlu operasi kedua. Kadang-kadang silikon bisa membuat komplikasi yang tidak kita inginkan," kata Luqman HakimEditor Masuki M. Astro COPYRIGHT © ANTARA 2020
qQGT.
  • 50to01b9d2.pages.dev/505
  • 50to01b9d2.pages.dev/317
  • 50to01b9d2.pages.dev/450
  • 50to01b9d2.pages.dev/38
  • 50to01b9d2.pages.dev/355
  • 50to01b9d2.pages.dev/255
  • 50to01b9d2.pages.dev/4
  • 50to01b9d2.pages.dev/432
  • operasi pengambilan silikon pada ablasio retina