Gangguanpola tidur adalah rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari, sulit tidur pada waktu tidur yang diinginkan. Data seluruh pasien preoperasi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung tahun 2014 dengan jumlah 1570 orang.
Rasa sakit bikin sulit tidur, tapi sulit tidur juga bisa bikin rasa sakit makin parah. Tahukah Anda mengapa bisa demikian?Ketika merasa sakit, baik akibat cedera ataupun penyakit, Anda pasti akan sulit untuk memejamkan mata dengan tenang. Pasalnya, tidur membutuhkan kenyamanan dan ketenangan tersendiri. Meski begitu, memutuskan untuk melek sampai pagi juga salah. Sebab, semakin kurang waktu istirahat, semakin terasa nyeri tubuh Anda. Cukup kompleks dan serba salah, bukan? Fungsi otak dipengaruhi kondisi kurang tidur Dilansir dari Psychology Today, hubungan antara tidur dan rasa sakit sebenarnya telah diketahui sejak lama. Namun sayang, proses tersebut masih belum dipahami secara mendalam. Faktanya, sudah banyak penelitian yang mengungkapkan bagaimana kurang tidur memengaruhi fungsi otak dan memperkuat rasa sisi lain, ada juga penelitian yang menganggap bahwa tidur bisa dijadikan terapi yang berguna untuk mengurangi rasa sakit. Padahal, sudah dijelaskan bahwa orang yang merasakan nyeri hebat akan kesulitan untuk tersebut lantas membuat seorang peneliti dari University of California, Adam Krause melakukan sebuah uji coba lanjutan. Uji coba yang telah diterbitkan dalam The Journal of Neuroscience tersebut bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara rasa sakit dan yang dilakukan melibatkan 25 orang dewasa muda yang sehat. Di hari pertama, mereka diizinkan untuk tidur sepanjang hari. Di hari kedua, mereka dipaksa untuk tetap terjaga selama 24 itu, para ilmuwan menguji ambang batas peserta studi terhadap rasa sakit menggunakan suhu tubuh mereka. Hasilnya, suhu tubuh peserta studi lebih rendah saat tidak tidur. Hubungan kurang tidur dan rasa sakit Tak hanya itu, peneliti juga menempatkan peserta dalam mesin pencitraan resonansi magnetik fungsional fMRI untuk melihat bagaimana kurang tidur mengubah respons otak terhadap rasa sakit. Karena pada dasarnya, rasa sakit atau nyeri merupakan proses yang melibatkan nyeri mengalir dari pusat cedera melalui sumsum tulang belakang ke bagian otak yang berhubungan dengan sentuhan korteks somatosensorik. Setelah itu, korteks somatosensorik akan memperkirakan lokasi rasa sakit dan intensitasnya, lalu memberikan sinyal ke seluruh otak untuk menghasilkan sebuah reaksi. Akan tetapi, tubuh punya sistem pertahanan sendiri. Korteks insula dan striatum pada otak akan merekrut sistem penghilang rasa sakit alami dengan memicu pelepasan opioid saat Anda kurang tidur, ada dua hal yang bisa terjadi, yaitu Adanya peningkatan reaktivitas dari korteks somatosensorik yang akan membuat rasa nyeri semakin terasa. Tubuh tetap mengaktifkan korteks insula untuk menghalau rasa sakit yang dirasakan. Semakin banyak waktu tidur yang Anda dapatkan, semakin aktif pula korteks insula bekerja membantu menangkal rasa sakit. Sehingga, bila Anda sedang merasakan nyeri dan tak bisa tidur, sebaiknya tetap usahakan untuk tertidur agar korteks insula semakin aktif membantu meredakan rasa sakit yang dirasakan. Intinya, durasi dan kualitas tidur adalah yang paling membuat perbedaan terhadap peningkatan dan penurunan rasa sakit yang Anda jika Anda tetap kesulitan tidur karena rasa sakit yang tak tertahankan, obat antinyeri dan obat tidur bisa dijadikan sebagai solusi alternatif. Untuk obat antinyeri, Anda bisa mengonsumsi parasetamol atau memanfaatkan obat topikal oles untuk meringankan rasa nyeri di bagian tubuh tertentu. Sedangkan untuk obat tidur, Anda harus berkonsultasi lebih lanjut pada dokter sebelum menggunakan obat-obatan jenis ini. Pasalnya, menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter, obat tidur hanya boleh diberikan oleh dokter dan harus tetap berada dalam pengawasan dokter.NB/ RVSRasa Sakitkurang tidurSulit TidurObat Tidurtidursakitnyeri
dadaseperti terbakar dan nyeri punggu seperti ditusuk-tusuk, bersikap protektif, pasien tampak gelisah dan sulit tidur Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan otot yang ditandai dengan tidak mampu mempertahakan aktivitas rutin, klien tampak lesu, aktivitas dibantu keluarga Gangguan pola tidur yang berhubungan
DEFINISIGangguan pola tidur diagnosa sdki merupakan diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada pasien yang mengalami gangguan pola pola tidur merupakan gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternalPENYEBABHambatan lingkungan mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, Jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakanKurang kontrol tidurKurang privasiRestrain fisikKetiadaan teman tidurTidak familiar dengan peralatan tidur TANDA DAN GEJALAGejala dan Tanda MayorSubjektifMengeluh sulit tidurMengeluh sering terjagaMengeluh tidak puas tidurMengeluh pola tidur berubahMengeluh istirahat tidak cukupObjektif tidak adaGejala dan Tanda MinorSubjektif Mengeluh kemampuan beraktivitas menurunObjektif tidak tersediaKONDISI KLINIS TERKAITNyeri/kolikHipertiroidismeKecemasanPenyakit paru obstruktif kronisKehamilanPeriode pasca partumKondisi pasca operasiSumber Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia SDKI Edisi 1 tahun 2016. Dewan Pengurus Pusat PPNI. Jakarta.
Gangguanpola tidur berhubungan dengan faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan. 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. 3. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan faktor fisiologis. 4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. 5. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis. 9. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Tujuan
Gangguan Pola Tidur Diagnosa dan Intervensi NANDA NIC NOC Versi 1 Berikut ini kami sajikan pembahasan mengenai Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan Gangguan Pola Tidur dilengkapi dengan Definisi, Data Penunjang Do Ds, Nursing Outcome Criteria NOC dan Nursing Intervention Criteri NIC. Selamat belajar yaa teman-teman semuanya. A. Diagnosa dan Faktor Berhubungan Definisi Gangguan jumlah dan kualitas tidur penghentian kesadaran alami, periodic yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas Pedoman NANDA 2018-2020 Berhubungan dengan Gangguan pola tidur, kurang berhubungan dengan Cemas / takut Agen biokimia obat Keletihan Suhu tubuh meningkat /demam Depresi / berduka Perpisahan dgn orang yg terdekat/benda kesayangan Nausea Sesak nafas Nyeri Lingkungan pencahayaan, bising, lingkungan baru ....................................... Data Subyektif klien mengatakan ; Tidur tidak puas Sering terbangun di malam hari …………………………. Data Obyektif Insomnia sulit tidur Jumlah tidur kurang dari kebutuhan sesuai umur Inkontinensia Urine ………………….. ………………….. B. Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Perasaan nyaman Tidur sesuai dengan pola kebiasaan Kebutuhan istirahat cukup Tujuan Setelah dilakukan asuhan ke perawatan selama ....x 24 jam Klien dapat tidur sesuai dengan kebutuhan dan usia Bayi 18-20 jam Balita 12-14 jam Anak sekolah10-12 jam Dewasa muda8-9 jam Dewasa 6-8 jam Lansia sekitar 6 jam Klien mengutarakan merasa segar dan puas Istirahat dan tidur cukup ........................... .......................... C. Intervensi Keperawatan Rencana Tindakan Peningkatan kualitas tidur Kaji pola tidur klien Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat kepada klien dan keluarga Identifikasi penyebab gangguan tidur, Fisik nyeri, sering Bak, sesak nafas, batuk, demam, mual dll. Psikis cemas, stress, lingkungan dll. Fasilitasi klien untuk tidur yang adekuat rubah posisi tidur sesuai kondisi, berikan benda-benda yang familier pada anak ............................................. Peningkatkan koping Diskusikan pilihan yang realistis terhadap terapi/ tindakan yang akan dilakukan Dorong klien untuk memiliki harapan yg realistis untuk mengatasi perasaan putus asa Dorong klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan yang ada pada diri klien. Libatkan dukungan dari keluarga dan orang yang terdekat. Ajurkan klien untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Manajemen lingkungan kenyamanan Ciptakan lingkungan yang tenang, bersih, nyaman dan minimalkan gangguan Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam Hindari tindakan keperawatan pada waktu klien tidur Batasi jumlah pengunjung Berikan susu hangat sebelum tidur .................................................. Nama Perawat ........................ .......................... Diagnosa dan Intervensi Gangguan Pola Tidur Versi Tabel Definisi Gangguan jumlah dan kualitas tidur penghentian kesadaran alami, periodic yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas Pedoman NANDA 2018-2020 Berhubungan dengan Gangguan pola tidur, kurang berhubungan dengan Cemas / takut Agen biokimia obat Keletihan Suhu tubuh meningkat /demam Depresi / berduka Perpisahan dgn orang yg terdekat/benda kesayangan Nausea Sesak nafas Nyeri Lingkungan pencahayaan, bising, lingkungan baru ....................................... Data Subyektif klien mengatakan ; Tidur tidak puas Sering terbangun di malam hari …………………………. Data Obyektif Insomnia sulit tidur Jumlah tidur kurang dari kebutuhan sesuai umur Inkontinensia Urine ………………….. ………………….. Tujuan NOC Intervensi NIC NOC Perasaan nyaman Tidur sesuai dengan pola kebiasaan Kebutuhan istirahat cukup Tujuan Setelah dilakukan asuhan ke perawatan selama ....x 24 jam Klien dapat tidur sesuai dengan kebutuhan dan usia Bayi 18-20 jam Balita 12-14 jam Anak sekolah10-12 jam Dewasa muda8-9 jam Dewasa 6-8 jam Lansia sekitar 6 jam Klien mengutarakan merasa segar dan puas Istirahat dan tidur cukup ........................... .......................... Rencana Tindakan Peningkatan kualitas tidur Kaji pola tidur klien Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat kepada klien dan keluarga Identifikasi penyebab gangguan tidur, Fisik nyeri, sering Bak, sesak nafas, batuk, demam, mual dll. Psikis cemas, stress, lingkungan dll. Fasilitasi klien untuk tidur yang adekuat rubah posisi tidur sesuai kondisi, berikan benda-benda yang familier pada anak ............................................. Peningkatkan koping Diskusikan pilihan yang realistis terhadap terapi/ tindakan yang akan dilakukan Dorong klien untuk memiliki harapan yg realistis untuk mengatasi perasaan putus asa Dorong klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan yang ada pada diri klien. Libatkan dukungan dari keluarga dan orang yang terdekat. Ajurkan klien untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Manajemen lingkungan kenyamanan Ciptakan lingkungan yang tenang, bersih, nyaman dan minimalkan gangguan Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam Hindari tindakan keperawatan pada waktu klien tidur Batasi jumlah pengunjung Berikan susu hangat sebelum tidur .................................................. Nama Perawat ........................ .......................... Sumber Jurnalis Keperawatan Indonesia Daftar Pustaka Berman, A., Snyder, Frandsen, G. 2016. Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice Tenth Edition. New York Pearson Education, Inc. Diagnosa dan Intervensi NANDA NIC NOC 2018 - 2020 Dougherty, L., & Lister, S. 2015. The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures, ed. NHS Foundation. Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta CV Andi Offset. Potter, Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, Dan Bahasa Yasmin Asih, dkk. Jakarta EGC. Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2013. Fundamentals of Nursing Eighth Edition. St. Louis Mosby Demikianlah artikel singkat dari kami diatas yang berjudul Gangguan Pola Tidur Diagnosa dan Intervensi NANDA NIC NOC Versi 1. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan untuk teman-teman semuanya dapat bermanfaat. Terimakasih atas kunjungan teman-teman semuanya. Sampai jupa lagi yaa.
9 Diagnosis a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, imobilisasi, nyeri pada kaki, lingkungan yang mengganggu. b. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur. c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia. 10.
Gangguan pola tidur Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Batasan Karakteristik Perubahan pola tidur normal Penurunan kemampuan berfungsi Ketidakpuasan tidur Menyatakan sering terjaga Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor Yang Berhubungan Kelembaban lingkungan sekitar Suhu lingkungan sekitar Tanggung jawab memberi asuhan Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap Gangguanmis.,untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan laboratorium Kurang kontrol tidur Kurang privasi, Pencahayaan Bising, Bau gas Restrain fisik, Teman tidur Tidak familier dengan prabot tidur Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Anxiety reduction Comfort level Pain level Rest Extent and Pattern Sleep Extent an Pattern Kriteria Hasil Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari Pola tidur, kualitas dalam batas normal Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur Intervensi Keperawatan NIC Sleep Enhancement Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur membaca Ciptakan lingkungan yang nyaman Kolaborasikan pemberian obat tidur Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien Instruksikan untuk memonitor tidur pasien Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam DAFTAR PUSTAKA Nurarif . dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta MediAction. Gangguan pola tidur Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Batasan Karakteristik Perubahan pola tidur normal Penurunan kemampuan berfungsi Ketidakpuasan tidur Menyatakan sering terjaga Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor Yang Berhubungan Kelembaban lingkungan sekitar Suhu lingkungan sekitar Tanggung jawab memberi asuhan Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap Gangguanmis.,untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan laboratorium Kurang kontrol tidur Kurang privasi, Pencahayaan Bising, Bau gas Restrain fisik, Teman tidur Tidak familier dengan prabot tidur Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Anxiety reduction Comfort level Pain level Rest Extent and Pattern Sleep Extent an Pattern Kriteria Hasil Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari Pola tidur, kualitas dalam batas normal Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur Intervensi Keperawatan NIC Sleep Enhancement Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur membaca Ciptakan lingkungan yang nyaman Kolaborasikan pemberian obat tidur Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien Instruksikan untuk memonitor tidur pasien Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam DAFTAR PUSTAKA Nurarif . dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta MediAction. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan pola tidur Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Batasan Karakteristik Perubahan pola tidur normal Penurunan kemampuan berfungsi Ketidakpuasan tidur Menyatakan sering terjaga Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor Yang Berhubungan Kelembaban lingkungan sekitar Suhu lingkungan sekitar Tanggung jawab memberi asuhan Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap Gangguanmis.,untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan laboratorium Kurang kontrol tidur Kurang privasi, Pencahayaan Bising, Bau gas Restrain fisik, Teman tidur Tidak familier dengan prabot tidur NOC Anxiety reduction Comfort level Pain level Rest Extent and Pattern Sleep Extent an Pattern Kriteria Hasil Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari Pola tidur, kualitas dalam batas normal Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur NIC Sleep Enhancement Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur membaca Ciptakan lingkungan yang nyaman Kolaborasikan pemberian obat tidur Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien Instruksikan untuk memonitor tidur pasien Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam DAFTAR PUSTAKA Nurarif . dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta MediAction.
Polatidur membaik diberi kode L.05045 dalam SLKI. Pola tidur membaik berarti keadekuatan dan kuantitas tidur membaik. Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa pola tidur membaik adalah: Keluhan sulit tidur menurun; Keluhan sering terjaga menurun; Keluhan tidak puas tidur menurun; Keluhan pola tidur berubah menurun; Keluhan istirahat tidak cukup menurun
Gangguan tidur adalah kelainan pada pola tidur seseorang. Kondisi ini dapat menimbulkan penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan penderitanya. Gangguan tidur dapat ditandai dengan mengantuk di siang hari, sulit tidur di malam hari, atau siklus tidur dan bangun tidur yang tidak teratur. Gangguan tidur yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit lain, seperti hipertensi dan penyakit jantung. Jenis dan Penyebab Gangguan Tidur Berdasarkan bentuk kelainan atau gejalanya, gangguan tidur terbagi dalam beberapa jenis. Di bawah ini adalah beberapa jenis gangguan tidur yang sering terjadi 1. Insomnia Insomnia adalah kondisi ketika seseorang sulit tidur atau butuh waktu yang sangat lama sampai bisa tidur. Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan sebelum tidur yang tidak baik, gangguan mental, restless legs syndrome, atau penyakit tertentu salah satunya gangguan kelenjar pineal. 2. Hipersomnia Hipersomnia adalah kondisi ketika penderitanya tidur sangat panjang sehingga penderitanya selalu mengantuk di siang hari. Ada berbagai hal yang berpotensi menyebabkan hipersomnia atau tidur berlebihan, salah satunya adalah depresi. 3. Tidur berjalan Penyakit tidur berjalan sleepwalking dalam istilah medis disebut somnabulisme. Penderita kondisi ini sering bangun, berjalan, atau melakukan berbagai kegiatan dalam keadaan tidur, tetapi ia tidak menyadari apa yang dilakukannya. Kondisi ini bisa dialami oleh orang dewasa dan juga anak-anak. 4. Nightmare mimpi buruk Mimpi buruk terjadi saat otak menyebabkan seseorang memimpikan hal-hal yang meresahkan. Belum diketahui mengapa kondisi ini terjadi. Namun, mimpi buruk pada anak diduga dipicu oleh rasa cemas atau takut bila jauh dari orang tuanya. 5. Sleep terror teror tidur Teror tidur lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang berusia 4–8 tahun. Penderita teror tidur dapat tampak ketakutan hingga berteriak ketika tidur. Pada anak, kondisi ini dapat dipicu oleh kelelahan atau demam. Gejala Gangguan Tidur Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan tidur, antara lain Bangun dan tidur di waktu yang tidak teratur Sulit tidur di malam hari Gerakan tungkai yang tidak disengaja saat ingin tertidur Irama napas yang tidak normal saat tidur Ketakutan, bermimpi buruk, berteriak, atau berjalan ketika tidur Kebiasaan mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti bernapas sesaat, ketika sedang tidur Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur kembali Tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur Sering mengantuk di siang hari sehingga dapat tiba-tiba tertidur di waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi Kesemutan atau sensasi yang menjalar di tangan dan kaki Lemah otot, badan lemas, atau sering merasa lelah Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gangguan tidur, terutama bila sudah mengganggu kegiatan sehari-hari. Berikut adalah hal-hal yang perlu diwaspadai dan dikonsultasikan ke dokter Tertidur ketika sedang mengemudi Sulit terjaga ketika sedang menonton televisi atau membaca buku Sulit berkonsentrasi saat di sekolah, kantor, atau di rumah Penurunan performa di tempat kerja atau sekolah Sulit mengingat sesuatu Lambat dalam merespons sesuatu Diagnosis Gangguan Tidur Dokter akan menanyakan pola tidur pasien, meliputi berapa lama waktu tidur, apakah sering terbangun ketika sedang tidur, atau apakah sering tertidur ketika sedang beraktivitas di siang hari. Dokter juga dapat bertanya tentang kebiasaan pasien saat tidur pada teman sekamar atau keluarga pasien. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien memiliki masalah emosional, pernah atau sedang menderita penyakit tertentu, atau sedang menggunakan obat-obatan yang dapat menurunkan kualitas tidur. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa saluran pernapasan pasien, seperti hidung, mulut, atau tenggorokan. Selanjutnya, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti Polisomnografi atau sleep study, untuk menganalisis level oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak ketika tidur Electroencephalogram EEG, untuk mengukur aktivitas listrik di otak Tes darah, untuk mendiagnosis penyakit tertentu yang dapat menyebabkan gangguan tidur. CT scan, untuk mendeteksi kelainan di otak yang menyebabkan gangguan tidur Pengobatan Gangguan Tidur Cara mengobati gangguan tidur tergantung pada penyebabnya. Di bawah ini adalah beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur 1. Perubahan gaya hidup Pada dasarnya, penerapan pola hidup sehat dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang. Beberapa bentuk gaya hidup sehat yang dapat dilakukan adalah Mengonsumsi lebih banyak makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan Membatasi asupan gula dengan mengurangi konsumsi cemilan yang manis Berolahraga secara rutin Mengelola stres dengan baik Membuat jadwal tidur harian dan menaati jadwal tersebut dengan disiplin Mengurangi konsumsi kafein, terutama pada sore dan malam hari Mengurangi konsumsi minuman beralkohol Menghentikan penggunaan HP setidaknya 30 menit sebelum tidur untuk menghindari dampak negatif HP terhadap kualitas tidur Tidak merokok Menjauhi kebiasaan tidur sepanjang hari pada hari libur, karena dapat mengubah pola tidur di hari kerja 2. Psikoterapi Salah satu contoh psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir penderita gangguan tidur. 3. Penggunaan alat khusus ketika tidur Pada penderita hipersomnia, dokter mungkin akan menganjurkan penggunaan alat khusus ketika tidur. Alat tersebut terdiri dari masker oksigen yang tersambung ke alat yang dinamakan continuous positive airway pressure CPAP. Terapi CPAP berguna untuk membuat saluran pernapasan tetap terbuka. 4. Obat-obatan Obat-obatan yang biasa diberikan oleh psikiater untuk mengatasi gangguan tidur antara lain Obat penenang Obat antidepresan Komplikasi Gangguan Tidur Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang menderita gangguan tidur, di antaranya Penurunan libido Munculnya keriput dan kantung mata Sering lupa Berat badan meningkat Penurunan konsentrasi, kemampuan penalaran, dan pemecahan masalah, sehingga sulit membuat keputusan Penurunan prestasi di sekolah atau performa di tempat kerja Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan umum Kecelakaan saat bekerja atau berkendara akibat menurunnya kewaspadaan Peningkatan risiko terkena penyakit, seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung Pencegahan Gangguan Tidur Gangguan tidur dapat dicegah dengan beberapa cara berikut Menciptakan lingkungan yang baik untuk tidur Menghindari alkohol, kafein, dan rokok Tidak bekerja hingga larut malam Tidur sesuai jadwal Berolahraga rutin
dapatmencegah terjadinya gangguan pola tidur pada pasien preoperasi dengan cara menyarankan pasien membaca buku, membatasi jumlah keluarga yang menunggu, apabila nyeri tidak teratasi perawat dapat memberikan obat nyeri kepada pasien. Kata Kunci: Lingkungan, Penyakit, Gangguan Pola Tidur Kepustakaan: 15 (2005 - 2014) Pendahuluan Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Gangguan Pola Tidur di Ruang Menur RS dr. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga Oleh TATI HARDIYANI G1B212083 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PURWOKERTO 2013 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN POLA TIDUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan pada tingkat optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Secara umum tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu lingkungan menurun. Hampir sepertiga waktu dari kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut di didasarkan pada keyakinan bahwa tidur memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan sel. Apabila kebutuhan tidur cukup maka jumlah energi yang dibutuhkan dapat terpenuhi, sehingga status kesehatan dan kegiatan sehari–hari pulih kembali. Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan tidur lebih banyak dari biasa. 2. Tujuan Tujuan umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan pola tidur di ruang Menur RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Tujuan khusus 1. Mengetahui pengertian 2. Mengetahui etiologi 3. Mengetahui faktor predisposisi 4. Mengetahui patofisiologi 5. Mengetahui tanda gejala 6. Mengetahui pemeriksaan penunjang 7. Mengetahui pathway 8. Mengetahui pengkajian 9. Mengetahui diagnosa keperawatan gangguan pola tidur 10. Mengetahui rencana asuhan keperawatan gangguan pola tidur B. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalandi taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat Hidayat, 2006. Sedangkan pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Guyton, 1997. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan syaraf, kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan berbagai organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa saja. Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan jumlah atau kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan tidur bisa berupa insomnia, narkolepsi, somnabolisme tidur berjalan, enuresa ngompol, dan delirium mengigau Alimul, 2006. 2. Etiologi Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur, yaitu 1. 2. Psikologis a Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan b Ansietas c Suhu tubuh Lingkungan a Suhu, kelembaban yang berubah-ubah b Stimulasi yang berlebih c Kegaduhan d Pengobatan 3. Fisiologis a Demam b Hipertiodisme c Ulkus gastrik d Gangguan hati e Nafas pendek f Urgensi berkemih g Mual h Gangguan ketidaknymanan 3. Faktor Predisposisi Menurut Potter and Perry 2006, faktor-faktor yang mempengaruhi tidur antara lain a. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur bahkan tidak dapat tidur. b. Kelelahan Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Seseorang dengan kelelahan tingkat menengah dapat tidur nyeyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek. c. Sres Psikologi Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan oleh kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurangi tahap REM dan NREM. d. Obat-Obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu, e. 1 Diuretik 2 Antidepresan 3 Kafein 4 Betabloker 5 Narkotika 6 Amfetamin Nutrisi Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat tidur. f. Lingkungan Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyenyak dan sebaliknya. g. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses tidur. 4. Patofisiologi Tidur merupakan hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal Guyton, 1997. Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system RAS dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu emosi, proses, pikir. Gangguan pola tidur dapat dipengaruhi oleh proses penuaan, ansietas, suhu tubuh, faktor lingkungan suhu, kelembaban yang berubahubah, stimulasi yang berlebih, kegaduhan, pengobatan, faktor fisiologis demam, hipertiodisme, ulkus gastrik, gangguan hati, nafas pendek, urgensi berkemih, mual, gangguan ketidaknyamanan. Hal tersebut membuat kerja RAS berlebihan menyebabkan kewaspadaan berlebih dan akhirnya mengganggu pola tidur pasien Potter and Perry, 2006. 5. Tanda dan Gejala Gangguan tidur a. Ketidakpuasan Tidur b. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur c. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik d. Tidak dapat tidur insomnia e. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal f. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur mengorok, berhenti nafas, menggerakan anggota keluarga g. 6. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari Pemeriksaan Penunjang Menentukan secara pasti gangguan tidur adalah pemeriksaan polisomnografi. Polisomnografi adalah alat uji diagnostik untuk mengevaluasi gangguan tidur. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram EEG, elektromiogram EMG, dan elektro-ukologram EOG sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari Potter and Perry, 2006. 7. Pathway Faktor psikologis Faktor Lingkungan Faktor Fisiologis Nyeri akut Cemas Merangsang sistem limbik pengatur sistem emosi untuk meningkatkan pengeluaran katekolamin Merangsang sensori perifer untuk meningkatkan pengeluaran serotonin Merangsang kortek serebral untuk meningkatkan pengeluaran seroton Gangguan eliminasi urin Hipertermi Merangsang Sistem Aktivasi Retikuler SAR untuk menurunkan pengeluaran serotonin Gangguan Pola Tidur Bangun 3 kali atau lebih dimalam hari, insomnia, ketidakpuasan tidur, total waktu tidur kurang, kebiasaan buruk saat tidur dan keluhan verbal lainnya. Pengkajian a. Identitas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, diagnosa medis b. Riwayat Kesehatan Keluhan utama, Riwayat penyakit sebelum, Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga c. Pola Kesehatan Fungsional 1 Pemeliharaan Kesehatan 2 Nutrisi Metabolik 3 Eliminasi 4 Pola Persepsi Kognitif 5 Pola Istirahat a Pola tidur jam berapa berangkat tidur, bangun tidur, lamanya tidur b Kebiasaan menjelang tidur buang air kecil, membaca buku, dll c Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya d Kebiasaan tidur siang e Lingkungan tidur bising, gelap, dingin, dll f Status emosi dan mental g Manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat dan tidur, yaitu - penampilan wajah area gelap disekitar mata, bengkak pada kelopak mata, konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung, dll - Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur mudah tersinggung, sering menguap, kurang - Kelelahan tampak lelah, letih, lesu, dll 6 Konsep Diri 7 Pola Peran dan Hubungan 8 Pola Reproduksi 9 Pola Pertahanan Diri dan Koping 10 Keyakinan dan Nilai d. Pemeriksaan Fisik Kesadaran umum, BB, TD, N, S, RR dan antropometri 8. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan. 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. 3. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan faktor fisiologis. 4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. 5. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis. 9. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Rasionalisasi 1. Tentukan efek 1. Meminimalisir tidur keperawatan selama 3x24 jam samping obat pada samping berhubungan diharapkan gangguan pola tidur pola tidur pasien tidak dengan faktor pasien teratasi dengan kriteria hasil fisiologis, Awal 1 Akhir 5 tidur pasien dan catat 2. Mengetahui lingkungan. tidur dalam faktor fisik apnea 3. Pasien batas normal saat tidur, sumbatan jalan 1 5 nafas, pola tidur psikologis, dan faktor- sehingga mengganggu pola Jumlah jam Pola tidur, obat 2. Pantau hubungan efek penyebab gangguan pola tidur memahami kebutuhan tidur nyeri 4. Melibatkan keluarga untuk atau meminimalisir kualitas ketidaknyamanan, nyeri dalam batas dan sering berkemih 5. Lingkungan nyaman dapat normal Perasaan 1 5 fresh sesudah tidur/istirahat Mampu mengidentifik atau faktor-faktor psikologis dapat 1 5 mendukung tidur pasien yang 6. Tidur membantu pola tidur pasien gangguan siang membantu dapat menyukupi kebutuhan tidur 3. Jelaskan pentingnya 7. Obat tidur untuk membantu asi hal-hal tidur yang adekuat peningkatan kualitas dan yang selama sakit kuantitas tidur meningkatkan tidur 4. Ajarkan pasien dan orang lain tentang faktor-faktor dapat yang berpengaruh pada gangguan pola tidur 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman 6. Anjurkan pasien untuk tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi pola tidur 7. Kolaborasi pemberian obat tidur DAFTAR PUSTAKA Alimul, H. Aziz. 2006 Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta Salemba Medika. Guyton, Arthur. 1997. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi 3. Jakarta EGC. NANDA. 2011. Diagnosa Keperawatan 2011-2014. Jakarta EGC. Potter, P. A. & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Jakarta EGC.
LxMzZ. 50to01b9d2.pages.dev/9150to01b9d2.pages.dev/15050to01b9d2.pages.dev/25250to01b9d2.pages.dev/9850to01b9d2.pages.dev/10650to01b9d2.pages.dev/15950to01b9d2.pages.dev/22350to01b9d2.pages.dev/208
gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri